Lebih dari 36.000 outlet yang tersebar di 119 negara, melayani lebih dari 68 juta pelanggan setiap harinya, tidak bisa dipungkiri, McDonald’s atau yang biasa kita kenal dengan sebutan McD adalah salah satu merek raksasa restoran cepat saji yang sudah menjadi bagian dari budaya pop dunia. Masalahnya, tidak semua orang yang menikmati kentang goreng atau Big Mac lezat itu tahu soal sejarah berdirinya McD, atau paling tidak tahu siapa orang yang paling berjasa membuat restoran yang berdiri pada tahun 1948 itu bisa mendunia. Nah, melalui The Founder arahan sutradara John lee Hancock (The Blind Side, Snow White and the Huntsman) kita akan tahu banyak soal itu.
Bukan dua bersaudara Richard McDonald (Nick Offerman) dan juga Maurice McDonald (John Carroll lynch) dari California yang notabene adalah orang pertama yang melahirkan McDonald’s, ini adalah cerita tentang seorang Ray Kroc (Michael Keaton), pebisnis ambisius dan oportunis 52 tahun, salesman mesin pengocok yang hidupnya berubah drastis ketika ia bertemu dengan dua bersaudara McDonald’s sebagai pihak yang satusatunya yang membeli produknya sampai enam buah. Dilanda rasa terkejut dan penasaran, Kroc kemudian memilih untuk berkunjung ke California dan terkejut mendapati bahwa restoran burger kecil itu tidak hanya ramai di kunjungi pelanggan, namun juga berjalan dengan sebuah sistem menarik yang dianggapnya bisa menjadi sebuah revolusi dalam bisnis kuliner. Kroc tertarik untuk memasarkan McDonald’s lebih besar, menjadikannya sebuah usaha waralaba nasional.
Tetapi tentu saja tidak mudah menjalankan ambisi Kroc itu, selain dilanda masalah finansial, Kroc juga kerap mendapat rintangan dari dua bersaudara McDonald yang idealis dan kolot yang kerap menentang ide-ide barunya untuk memajukan McDonald’s lebih besar dan besar lagi.
Pada akhirnya, susah untuk mengatakan The Founder sebagai salah satu biopic terbaik yang pernah dibuat, tetapi susah juga untuk tidak tertarik menontonnya mengingat pesona besar McD tidak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan kita, suka atau tidak. Tentu kita bisa membaca segalanya melalui wikipedia, bagaimana ia berdiri, siapa yang memulainya, bla…bla… bla… Tetapi media film selalu memberi tawaran menarik untuk bisa belajar, berkenalan dan melihat kembali sejarah dari sudut pandang audio visual dengan dramatisasi sana sini.
untuk kasus The Founder kemudian menjadi menarik ketika naskah yang ditulis oleh Robert D. Siegel (The Wrestler) yang tidak mengambil dari sudut pandang sang penemu sebenarnya, yang tidak lain tidak bukan adalah dua bersaudara Richard dan juga Maurice McDonald, tetapi dari sisi Roy Kroc yang ambisius. Ini bukan hanya cerita soal kesuksesan besar, namun juga bagaimana memperolehnya yang ternyata tidak pernah mudah dan tidak pernah
berjalan sesuai buku panduan. Hancock memberi The Founder dua sisi, terang dan gelap, serius dan santai di mana kedua unsur yang saling bertolak belakang ini bisa dipadukan dengan cukup baik dan berimbang untuk menghadirkan sebuah reka ulang secara sinematik yang tentu saja lebih dramatis dari kehidupan nyata.
Namun selain pada narasinya yang padat dan dipenuhi dengan intrik dan konflik tentang dunia bisnis serta penyutradaraan efektif Hancock, daya tarik terbesar The Founder ada pada karakter Roy Kroc itu sendiri, yang sejarah mencatatnya sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kesuksesan fantastis yang diperoleh McDonald’s hingga saat ini.
Tetapi jujur saja, Roy Kroc yang dimainkan dengan sangat baik oleh Michael Keaton ini bukan jenis tokoh yang bisa kamu puja. Meski kita bisa melihat ambisinya yang luar biasa besar dengan “kegigihan” sebagai moto hidupnya, sisi gelap The Founder menggambarkan Kroc sebagai pemain kotor, ia melalukan segala cara, termasuk cara yang paling tak terpuji sekalipun untuk mencapai tujuannya, termasuk mengorbankan keluarganya, khususnya istrinya, Ethel Fleming (laura Dern) yang kemudian diceraikannya demi perempuan lain, Joan Smith (linda Cardellini) yang tidak lain tidak bukan adalah istri dari rekan bisnisnya. Atau yang paling parah adalah bagaimana ia memperlakukan McDonald bersaudara, bagaimana ia menghancurkan keduanya sampai tak bersisa. Hancock seakan-akan ingin menyampaikan sebuah kritik sosial, bahwa bisnis adalah bisnis, tidak ada kata teman atau saudara, dunia yang kejam bagi mereka yang lemah dan tidak pandai memanfaatkan situasi tanpa pernah membuat karakter Kroc menjadi terlalu terlihat jahat meski sebenarnya ia layak disebut “setan kapitalis” yang mengerikan.
sumber : Hary Susanto (www.movienthusiast.com)