
Instagram kini tak hanya dimanfaatkan sebagai ajang narsis atau personal branding para penggunanya. Platform media sosial milik Facebook ini tumbuh subur dengan fungsi niaganya. Instagram menjadi salah satu platform social commerce guna mengembangkan sekaligus mensukseskan bisnis.Tak sedikit pengguna Instagram yang memanfaatkan media sosial ini sebagai ajang untuk menjajakan dagangan mereka, sehingga disebut sebagai Social Commerce.
Sri Widowati, Country Director Facebook Indonesia menyatakan Indonesia merupakan salah satu komunitas pengguna Instagram terbesar di Asia Pasifik karena pengalaman yang ditawarkan Instagram sangat visual, yang notabene sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Pengguna Instagram tidak hanya memakai media sosial itu untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan hal-hal sesuai dengan minat dalam hiburan, musik, fashion, seni, maupun olahraga. Namun, mereka juga menggunakannya untuk mengembangkan bisnis.
Studi Instagram bersama Ipsos tentang “Dampak Instagram bagi Bisnis di Indonesia” yang dirilis pada November 2018 menunjukkan, 90% pengguna Instagram yang disurvei menggunakan Instagram untuk berkomunikasi tentang bisnis. Sementara itu, 76% pengguna Instagram yang disurvei pernah membeli dari sebuah brand setelah menemukannya di Instagram. Dan, 81% pengguna Instagram yang disurvei tertarik dengan sebuah bisnis akan mempelajari bisnis tersebut lebih lanjut melalui Instagram. Hasil lainnya, 49% yang disurvei mengaku sangat setuju bahwa Instagram lebih penting dibandingkan situs web.
“Hal ini menunjukkan bahwa profil bisnis Instagram merupakan medium utama untuk menunjukkan kehadiran mereka secara online,” ungkap Sri Widowati.
Survei juga menunjukkan 43% responden mengaku menempatkan Instagram sebagai platform paling penting dalam kelanjutan sukses bisnis mereka, 66% sangat setuju bahwa Instagram membantu mereka dalam mencari pelanggan di kota dan negara lain, 60% pemilik atau pendiri bisnis menemukan inspirasi dari usaha lain melalui Instagram. Fenomena tersebut menurut Widowati menunjukkan bahwa konsep Social Commerce sudah menjadi kebutuhan para pelaku bisnis di Indonesia.
Hal ini dibuktikan oleh data bahwa 87% UKM (Usaha Kecil Menengah) Indonesia yang disurvei oleh Instagram dan Ipsos mengatakan setuju bahwa penjualan mereka meningkat berkat Instagram. Bahkan, 82% pengusaha muda mengaku sangat setuju bahwa Instagram telah membantu mereka mencapai target usaha. Adapun 63% pengusaha muda setuju bahwa Instagram telah membantu peluncuran dan kesuksesan usaha baru, 74% sangat setuju bahwa usaha mereka berkembang pesat karena akun Instagram mereka, dan 71% setuju bahwa Instagram memberi mereka kekuatan untuk membangun bisnis sesuai keinginan mereka.
Menjawab Tren Social Commerce,
Instagram menawarkan empat fitur unggulan yang dapat dimanfaatkan oleh pebisnis. Keempat fitur tersebut adalah Explore, Feed, Stories, dan Profile. Saat ini ada lebih dari 7 juta pengiklan di seluruh aplikasi keluarga besar Facebook Inc., di mana 2 juta di antara total pengiklan tersebut telah aktif menggunakan Stories.
“Sementara itu, untuk fitur Profile, banyak dari pengguna menggunakannya sebagai pengganti Website, di mana mereka belum memilikinya,” tandasnya.
Pada September 2018 lalu Instagram kembali merilis inovasi barunya berupa layanan Shopping di dalam Stories dan Explore yang membuktikan keseriusan Facebook menjadikan Instagram sebagai Social Commerce bagi para pelaku bisnis.
“Layanan Shopping sudah digunakan oleh brand-brand tertentu. Dalam waktu dekat, kami akan segera merilis secara resmi layanan ini, untuk dapat digunakan oleh para pelaku bisnis maupun pemilik merek,” tambah Widowati.
Inovasi lainnya yang juga diluncurkan Instagram guna menjawab konsep Social Commerce yang kini tengah tumbuh subur adalah Instagram Direct, dimana di dalamnya dihadirkan tombol integrasi kotak masuk, sehingga memperkecil kemungkinan pesan tidak terbaca, serta tombol Quick Replies.
“Inovasi ini kami hadirkan karena lebih dari 150 juta pengguna Instagram melakukan percakapan dengan setidaknya satu profil bisnis di Instagram setiap bulannya. Dan, 1/3 pesan untuk profil bisnis berawal dari Stories,” kata Widowati lagi.
Instagram juga menyediakan beberapa tombol di profil bisnis Instagram yang dapat mendorong pengguna mengambil tindakan seperti telepon, email, atau menunjukkan arah menuju toko bisnis tersebut. “Berbeda dengan e-commerce, inovasi yang Instagram hadirkan ini bukanlah marketplace. Sebab, transaksi tidak terjadi di Instagram, melainkan mendarat di halaman situs brand,” ujar Widowati mengakhiri.